Fraksi DPRD Makassar Soroti Isu Strategis dan Aspirasi Warga

MAKASSAR— Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar menggelar Rapat Paripurna Masa Persidangan Ketiga Tahun Sidang 2024/2025 di Ruang Paripurna DPRD Makassar, Jalan AP Pettarani, Kamis (12/6).

Agenda utama rapat kali ini adalah penyampaian pemandangan umum fraksi-fraksi DPRD terhadap penjelasan Wali Kota Makassar mengenai Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Makassar 2025-2029.

Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Fraksi Mulia menjadi dua fraksi yang menyampaikan catatan kritis dan strategis terhadap draft RPJMD yang diajukan pemerintah kota.

Melalui juru bicaranya Rezeki Nur, Fraksi PKS menekankan pentingnya posisi Makassar sebagai kota yang proaktif dalam isu-isu kemanusiaan global, terutama terkait dukungan terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina.

“Makassar harus menjadi salah satu kota terdepan di Indonesia dalam mendukung kemanusiaan dan kemerdekaan rakyat Palestina,” ujarnya.

Selain isu kemanusiaan, Fraksi PKS mengingatkan agar penyusunan RPJMD mengacu pada ketentuan hukum yang berlaku, yakni Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 dan UU Nomor 23 Tahun 2014.

Mereka juga menyoroti kesalahan teknis dalam pidato Wali Kota yang mencantumkan tahun RPJMD sebagai 2025–2014. “Kesalahan semacam ini bisa berdampak pada keabsahan produk hukum dan penggunaan anggaran. Harus diklarifikasi,” tegasnya.

PKS juga mempertanyakan indikator daya saing ekonomi, penciptaan lapangan kerja, serta strategi investasi pemerintah kota. Mereka menekankan pentingnya dukungan nyata terhadap UMKM, serta ketersediaan fasilitas usaha yang merata.

Dalam bidang SDM, Fraksi PKS meminta kejelasan program pelatihan keterampilan masyarakat, peningkatan kualitas guru, serta hubungan antara peningkatan SDM dan penciptaan lapangan kerja.
Sorotan juga diarahkan pada pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan rusak, banjir, dan sanitasi di kawasan padat penduduk.

Tak ketinggalan, Fraksi PKS menyoal pengembangan seni, budaya, dan pariwisata. Mereka menanyakan sejauh mana pelibatan komunitas lokal serta dukungan anggaran dan fasilitas dalam program tersebut.

Sementara itu, Fraksi Mulia melalui juru bicaranya Ray Suryadi Arsyad menegaskan bahwa RPJMD bukan sekadar dokumen formal, melainkan harus menjadi pedoman pembangunan yang relevan dan berdampak nyata. “RPJMD harus mencerminkan kebutuhan riil warga, bukan hanya untuk memenuhi kewajiban administratif,” ujarnya.

Fraksi Mulia menyambut positif tujuh strategi utama dalam draft RPJMD, tetapi mengingatkan agar pelaksanaan program dilakukan secara efisien dan berbasis potensi lokal. Mereka menyoroti pentingnya legalitas Perda agar strategi peningkatan ekonomi dan lapangan kerja dapat berjalan optimal.

Pembangunan SDM juga menjadi perhatian serius Fraksi Mulia. Pemerintah kota diminta memberi perhatian pada peningkatan pendidikan, keterampilan, dan kapasitas tenaga kerja lokal yang relevan dengan kebutuhan industri.

Dalam hal infrastruktur, Fraksi Mulia mendesak agar pembangunan wilayah pinggiran dipercepat, termasuk penanganan banjir dan sanitasi di daerah padat penduduk. “Tata kelola pembangunan harus mendukung pemerataan layanan dasar dan menjadikan kota lebih layak huni,” ujar Ray.

Fraksi ini juga mendorong penguatan sektor seni, budaya, dan pariwisata melalui pelibatan komunitas lokal dan pemberian fasilitas bagi pelaku seni serta UMKM. Mereka menilai sektor ini memiliki potensi besar dalam mendorong ekonomi kreatif Makassar.

Menanggapi pemandangan umum fraksi-fraksi, Sekretaris Kota Makassar Andi Zulkifly Nanda menyampaikan apresiasi atas berbagai catatan dan masukan yang disampaikan DPRD. Ia menyatakan bahwa pemerintah kota terbuka terhadap koreksi demi penyempurnaan dokumen RPJMD.

“Seluruh masukan dari fraksi-fraksi DPRD kami catat dan akan menjadi bahan evaluasi dalam proses penyempurnaan. Tujuan kita sama, yakni menjadikan RPJMD sebagai dokumen yang benar-benar menjawab kebutuhan dan aspirasi masyarakat Makassar,” ujarnya.

Terkait kesalahan penulisan tahun RPJMD dalam pidato Wali Kota, Andi Zulkifly mengakui adanya kekeliruan teknis dan berjanji akan segera diperbaiki dalam dokumen final. Ia juga menyampaikan bahwa sejumlah program strategis seperti pengembangan SDM, penciptaan lapangan kerja, dan penataan infrastruktur pinggiran telah masuk dalam prioritas pemerintah kota untuk lima tahun mendatang.

“Kami ingin membangun RPJMD yang tidak hanya kuat secara legal, tetapi juga kuat dalam implementasi. Kolaborasi dengan DPRD sangat penting dalam mewujudkan itu,” tandasnya.

Rapat paripurna ini menjadi langkah awal yang penting dalam menyusun arah pembangunan Kota Makassar lima tahun ke depan. DPRD melalui pandangan fraksi-fraksi berharap RPJMD 2025–2029 tidak hanya menjadi rencana di atas kertas, tetapi benar-benar menjawab persoalan dasar dan harapan masyarakat kota ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *